Islamic Widget



Abdullah bin Umar radhiyallohu 'anhu berkata, "Manusia akan senantiasa berada di jalan yang lurus selama mereka mengikuti jejak Nabi shalallahu alayhi wasallam". (HR. Baihaqi, Miftahul Jannah no.197)

Selasa, 29 April 2014

REPLIKA RUMAH RASULULLAH ﷺ, MASJID NABAWI DAN KOTA MADINAH PADA TAHUN KE 8 HIJRAH

Replika bentuk rumah Nabi ﷺ
Masjid Nabawi
Masjid Nabawi
Madinah Al-Munawarrah. Gambar dibelakang sekali adalah lokasi perang Uhud
Foto ehsan : Aan Chandra Thalib
Teks dipetik dari : Agita's

BERHENTI SEJENAK

Gambar-gambar diatas ini merupakan visualisasi replika Rumah Rasulullah ﷺ , Masjid Nabawi dan ilustrasi kota Madinah An-Nabawiyah ditahun ke 8 Hijriah. Gambar ini kami ambil beberapa jam yang lalu pada pameran sirah nabawiyah yang terletak di bahagian kanan Masjid Nabawi.

Replika ini membawa fikiranku mundur melampaui dimensi waktu, melewati setiap fragmen sejarah yang selama ini hanya boleh kubaca melalui lembaran-lembaran sirah.

Airmatapun tak terbendung.. 

Ada rindu yang menggebu, terbayang susuk yang dulu pernah merindukan kita.

Aku tatap replika demi replika itu dari setiap sudut.

Lidahku hanya mampu mengucap "Masyaallah...." 

Dari bangunan beratapkan daun kurma inilah sebuah peradaban dimulai, disanalah generasi terbaik itu dibina, diatas kerikil-kerikil pasir yang memenuhi setiap jengkal bangunan suci itu.

Kulihat setiap sudut kota, semua seolah menyimpan ceritanya sendiri.

Perhatiaku tiba-tiba terhenti pada bangunan kecil berbentuk kubus yang menempel tepat disisi kiri depan Masjid Nabawi. Diatasnya tertulis "Hujroh Aisyah" (bilik Aisyah), Masyaallah ditempat itulah Ibu kita Aisyah -radhiallahu anha- tinggal. 

Dirumah sederhana yang berdinding tanah liat itu juga manusia yang paling mulia menutup usianya.

Semua tampak bersahaja. Tak ada barang mewah disana, hanya bantal jerami yang tampak usang.

Betapa sempitnya bilik itu, gumamku dalam hati, dan betapa lapangnya hati pemilik rumah itu.

Semakin kutatap semakin ku mengerti erti tangis Abdullah Ibnu Mas'ud Radhiallahu anhu, ketika melihat garisan tikar kasar yang membekas ditubuh Rasulullah ﷺ.

Hatikupun berbisik,
Andai engkau melihat kami wahai Rasulullah. 
Kami yang dulu pernah engkau rindukan kini tenggelam dalam gemerlapnya dunia.
Cinta dunia telah membuat kami lalai dari mengamalkan sunnahmu. 
Di rumah-rumah mewah kami melupakanmu. Padahal dulu, diatas tikar jerami engkau pernah merindukan kami. 
Bahkan tak jarang lidah-lidah kami kaku untuk mengucap seuntai selawat dan salam saat namamu disebut.

Semoga Allah memaafkan kami, semoga Dia tidak mengusir kami dari telaga haudhmu.

Selawat dan salam semoga senantiasa tercurah atasmu.

_____________________
Madinah 21-06-1435 H

Bacaan lanjut disini : http://www.penaminang.com/2014/02/subhanallah-replika-rekaan-dalaman.html#axzz308dUhpQv